Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teks Ceramah: Akidah dan Akhlak sebagai Jalan Kemenangan

Akidah dan Akhlak sebagai Jalan Kemenangan

اَلْحَمْدُ للهِ, اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُدْخِلُنَا دَارَ الْخُلُوْدِ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ بِالْأَخْلَاقِ الْمَحْمُوْدِ. قال الله تعالى فى القرأن الكريم: كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ. وَقَالَ نَبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى اْلحَدِيْثِ: اَلدُّنْيَا مَزْرَعَةُ لِلْأَخِرَةِ. صَدَقَ اللهُ اْلعَظِيْمُ وَصَدَقَ النَّبِيُ اْلكَرِيْمُ وَنَحْنُ عَلَى ذَلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشَّاكِرِيْنَ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيِسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ. اَللَّهُمَّ لَكَ اْلحَمْدُ  وَمِنْكَ الْفَرْجُ وَإِلَيْكَ الْمُشْتَكَى وَمِنْكَ الْمُسْتَعَانُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ اْلعَالِيِّ اْلعَظِيْمِ. أَمَّا بَعْدُ

Alfailmu.com - Para hadirin sidang jamaah yang dirahmati oleh Allah, dalam kesempatan yang singkat ini, mari setelah kita memuji kepada Allah SWT juga dengan berselawat kepada Rasulullah SAW, penceramah akan mengisi sedikit mauizhah dengan tema “Akidah Dan Akhlah Sebagai Benteng Kekuatan Umat”.
Akidah dan Akhlak Sebagai Jalan Kemenangan

Para hadirin raimakumullah, hidup di dunia adalah lanjutan dari kehidupan alam-alam sebelumnya dan akan melanjutkan kepada kehidupan sesudahnya, yaitu akhirat. Kita lahir dari alam aram dan melintasi alam dunia untuk menuju alam barzakh, serta seterusnya sampai ke alam masyar.

Di sanalah kita akan diputuskan dalam persidangan akbar oleh hakim yang Maha Adil, Qāi Rabb al-Jalīl, Allah Swt. Maka manusia akan inkrah dalam 2 keputusan, sebagian ditempatkan dalam surga dan sebagian lainnya akan dilemparkan dalam jurang neraka. Sebagaimana potongan firman Allah Swt dalam Al-Quran:

....... فريق فى الجنة و فريق فى السعير (الشورى: 7)

Artinya: “. . . . . Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka”. (QS. As-Syura: 7)


Sebagai manusia yang berakal, pada dasarnya selalu menginginkan yang baik, senang, bahagia dan penuh dengan kenikmatan. Tidak ada manusia normal yang berakal sehat mau hidupnya sengsara, pedih dan menderita, apalagi tersiksa, baik di dunia terlebih lagi di akhirat. Sementara perjalanan kehidupan dunia yang kita lintasi adalah ladang yang kita tanam untuk menentukan hasil di akhirat kelak

الدنيا دار العمل و الأخرة دار الجزاء
Artinya: “Dunia adalah tempat beramal sedangkan akhirat negeri balasan .

Kehidupan dunia adalah sebuah ujian yang diuji kita dengan keindahan dan hijau ranumnya dunia. Semua kita tentu memiliki nafsu, namun agama memerintahkan kita untuk mampu mengendalikannya. Semuanya akan dilihat mana dari kita yang sukses melewatinya, sebagaimana dalam potongan ayat Allah Ta’alā:

الذي خلق الموت و الحياة ليبلوكم أيكم أحسن عملا, و هو العزيز الغفور. (الملك: 2)
Artinya: “Allah yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji siapa di antara kamu yang paling baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa dan dan Maha Pengampun”. (QS. Al-Mulk: 2)

Kesuksesan yang hakiki adalah ketika kita dimasukkan oleh Allah SWT ke dalam surga-Nya . Keberhasilan apa saja yang kita peroleh sebelumnya, hanya kenikmatan sesaat, yang apabila kita tidak memanfaatkan peluang dan kesempatan yang ada sebagai sarana untuk kepentingan akhirat, maka akan menjadi malapetaka yang tidak bisa kita bayangkan akibatnya.

Karena kehidupan kita akan finish dengan kematian, dan mati adalah langkah awal menuju alam akhirat. Maka mari kita persiapkan bekal yang cukup untuk menghadapinya, dan bekal yang paling baik adalah takwa. Sebagaimana pesan Allah dalam potongan ayat Al-Quran:

....... فتزودوا فإن خير الزاد التقوى, و اتقون يأولى الألباب. (البقرة: 197)

Artinya: “Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah taqwa. Dan bertaqwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang memiliki akal sehat”. (QS. Al-Baqarah: 197)

Namun setiap amal harus berdasarkan ilmu, karena ilmu adalah imam nya amal, sebagaimana kata para ulama:

العلم إمام العمل و العمل تابعه
Artinya: “Ilmu adalah imam nya amal sedangkan amal adalah pengikutnya  

Beramal dengan ilmu dengan menjunjung tinggi perintah Allah serta menjauhi segala larangan Allah SWT, baik secara sir maupun jihar adalah hakikat dari makna takwa. Hanya kepada orang-orang yang bertakwalah yang Allah persiapkan surga-Nya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

وسارعوا  إلى مغفرة من ربكم و جنة عرضها السموات و الأرض أعدت للمتقين. (ال عمران: 133)
Artinya: “Dan bersegeralah kamu mencari keampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa”. (QS. Ali Imran: 133)

Di akhir mau'iẓhah singkat ini, marilah kita simak sebuah kisah tentang dialog antara seorang sahabat dengan Rasulullah Saw, di mana beliau bertanya kepada Rasulullah:


يا رسول الله إني لا أصوم إلا شهر ولا أزيد عليه ولا أصلى إلا خمس ولا أزيد عليها وليس لله في مالي صدقة ولا حج ولا تطوع أين أنا إذا متّ يا رسول الله؟ فتبسم رسول الله صلى الله عليه  سلم، نعم إن حفظت قلبك من اثنين الغل والحسد ولسانك من اثنين الغيبة والكذب وعيناك من اثنين النظر إلى ما حرم الله وأن تزدري بهما مسلما, دخلتَ معي الجنة على راحتى هاتين. (الحديث)


Artinya: “Wahai Rasulullah, saya hanya berpuasa satu bulan dan tidak lebih, saya hanya shalat 5 waktu dan tidak lebih, dan saya tidak punya harta untuk bersedekah, begitu juga haji serta amalan sunnah yang lain. Di mana tempat saya kala meninggal dunia, ya Rasulullah ?”. Maka Rasulullah SAW tersenyum, “Iya, jika engkau menjaga hatimu dari dua hal, yaitu  dendam dan hasad, engkau jaga lisan mu dari dua hal, yaitu mengupat dan berdusta, engkau pelihara dua matamu dari dua hal, yaitu melihat kepada sesuatu yang diharamkan Allah SWT, dan memandang rendah muslim yang lain, niscaya engkau akan masuk surga bersamaku  . . . .  .” (Al-Hadith)

Hadist di atas menjelaskan bagaimana keadaan ibadah hamba yang biasa-biasa saja, artinya ibadah dengan mengerjakan semua kewajiban saja tanpa menambah ibadah-ibadah sunnah, tetapi dengan kebaikan akhlak serta menjaga kesucian hati dari tidak dendam, hasud, menjaga lisan, menjaga mata dan jangan memandang rendah muslim yang lain, maka akan tetap masuk surga dan bersama dengan Rasulullah Saw di dalamnya.

Bahkan di dalam hadis yang lain, dengan kecintaan kepada Rasulullah juga akan mengantarkan ke surga bersama dengan Rasulullah Shallahu ’Alaihi wasallam. Semoga dipermudah segala urusan dalam dunia ini dan alam-alam setelahnya, Allah Ta'ala kumpulkan kita bersama dengan orang-orang saleh dan Rasulullah SAW di dalam surga-Nya. Amīn … Amīn ya Rabb al-‘Alamīn

 
Sumber:
Tgk. H. Muhibban HM. Hajat, S, Sos.I
(Pimpinan Dayah Mabdaul 'Ulum Al-Aziziyah Banda Aceh)
Disunting dan dilengkapi oleh penulis